Permintaan Yang Menyulitkan

Rasulullah mewanti-wanti para pemuda untuk menyegerakan nikah apabila mampu. Namun apa yang terjadi apabila nikah selalu dipersulit oleh berbagai hal yang kadang tidak masuk diakal. Niat pemuda yang ingin memiliki keluarga kecil yang menyamankan hati untuk lebih semangat lagi beribadah dan mengais rizki redup oleh berbagai macam persyaratan dan aturan yang Rasulullah sendiri tidak pernah mengajarkan.

Saya pernah dengar cerita saudara yang ingin meminang seorang perempuan. Dia pusing karna begitu banyak permintaan dari pihak si perempuan itu sendiri dan pihak keluarga nya. Si Perempuan meminta dana x juta untuk dirinya sendiri, lalu pihak keluarga perempuan pun minta x juta untuk ini anu. Diminta pula untuk membantu biaya resepsi saat nikah nanti. Walaupun pernikahan saudara saya itu tetap dilanjutkan dan sekarang memiliki seorang anak yang gemuk lucu, namun proses pernikahan yang sangat-sangat tidak disangka terlalu berat buat keluarga saudara saya, mengingat saudara saya hanya kerja sebagai buruh teknisi pada salah satu pabrik motor jepang. Kalau diperkirakan biaya nikahnya sekitar 30 juta an. Cukup berat bukan buat buruh teknisi yang perkiraan gaji hanya 1.7 juta perbulan.

Hampir sama seperti kasus diatas, ada teman yang menikah juga mengalami pikiran yang sulit ketika harus berusaha meng-iya-kan berbagai macam permintaan pihak perempuan. Teman saya lulusan SMK dan bekerja di salah satu pabrik di Bekasi. Dia sudah lama berhubungan dengan si perempuan sampai 4 tahun lamanya. Baru pertengahan Pebruari kemarin melaksanakan akad, sedangkan resepsi nya dilakukan diakhir tahun mengingat dana yang mesti ia kumpulkan terlebih dahulu.

Saya salut kepada teman saya karna kalau anda tahu, si perempuan orang Sukabumi. Teman saya setiap 2 pekan sekali pergi ke Sukabumi dengan motor yang waktu tempuh untuk sampai ke Sukabumi itu perkiraan 3-4 jam lebih. Berangkat sabtu shubuh, sampai di rumah perempuan dan malamnya tidur di masjid, lalu pulang kembali ke Bekasi ahad sore.

Bukan itu saja masalah yang dialami teman saya. Teman saya cerita, bahwa pihak perempuan menginginkan dirinya untuk kuliah agar setara dengan si perempuan mengingat si perempuan juga kuliah. Teman saya pun akhirnya mengikuti dan berusaha membagi waktu kerja dan kuliah nya serta waktu dia ke Sukabumi. Nggak sampai 3 bulan, teman saya sakit, dan cerita ke saya bahwa dirinya sudah tidak mampu lagi mengikuti perkuliahan.

Pihak perempuan tahu bahwa teman saya tidak kuliah lagi lantas meng-urungkan anaknya untuk berhubungan dengan teman saya. Setelah banyak pertimbangan yang rumit, sampai pernah teman saya membeli 1 Motor Besar dengan harga sekitar 20 juta-an lebih, hanya untuk meyakinkan keluarga pihak perempuan, GW BISA LOH DENGAN GAK KULIAH BIAYA-IN ANAK LOE UNTUK BAHAGIA HIDUP DENGAN GW. Pembuktian teman saya emang tidak main-main dengan membuktikan membeli tanah daerah Sukabumi untuk usaha pihak perempuan. Dan baik Motor ataupun Tanah itu DICICIL sampai sekarang masih belum lunas. Tapi akhirnya teman saya sekarang bahagia walaupun cicilan masih terus berusaha dilunaskan.

Pihak keluarga perempuan teman saya hampir keluarga nya lulusan S1, bahkan kata teman saya, Bapak nya perempuan itu kepala sekolah SD, dan kakaknya itu S2 dan dosen di salah satu PTN di Bogor. Mendengar hal itu saya hanya tersenyum gak nyangka, MASIH YAH UANG ITU PENTING DIMATA ORANG-ORANG BERPENDIDIKAN

Dua cerita diatas merupakan cerita pilu-nya masa-masa ingin melakukan pernikahan, walau akhirnya menikah juga. Tapi sadar gak sih, itu berat. Buat kita yang nggak sabar meng-iya-kan permintaan pihak perempuan mungkin saja akan melepas, dan mencari yang lebih mudah. Atau mungkin kita akan berusaha mati-mati-an meng-iya-kan permintaan pihak perempuan yang menyulitkan.

Kalau kita ingin kembali ke ajaran Rasulullah, rasul itu menyarankan kepada orang tua untuk memudahkan apabila ada pemuda yang baik ingin meminang anaknya. Jangan persulit wahai orang tua. Permudahlah..jangan sampai pemuda baik itu pergi mencari perempuan lain yang lebih mudah cara meminang-nya.

Rasullullah juga mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dalam merayakan akad pernikahan. Tidak seperti yang dilakukan oleh seorang artis yang sangat-sangat berlebihan dalam akad maupun resepsi pernikahannya malam ini. Terlepas buat saya itu adalah keinginan pihak perempuan dan di-iya-kan dengan pihak laki-laki, ataupun memang sengaja kedua-nya ingin akad dan resepsi besar-besaran itu adalah urusan mereka dan hak mereka. Hanya saja, kita tahu bahwa artis itu ditonton banyak oleh masyarakat. Sungguh disayangkan apabila nanti ada pemuda baik yang ingin menikah dengan seorang perempuan dibatalkan hanya karna permintaan dari pihak perempuan yang ingin dibesar-besarkan seperti acara akad dan resepsi artis yang dilihatnya.

Saat acara itu sepintas saya tonton, saya hanya berdoa semoga pernikahan saya tidak seperti ini. Saya berharap calon saya pun tidak sempat menonton agar terjaga dari kemewahan dunia yang hampa serta permintaan yang memberatkan saya nanti.

“yang dimakan itu jadi kotoran, yang dipakai itu nanti lusuh/kusut kecuali harta yang diamalkan”

Semoga rencana pernikahan anda tidak dipersulit dengan permintaan dari pihak calon anda sehingga anda mudah untuk merencanakan keluarga kecil yang menyamankan hati anda kelak bersama orang yang anda cintai.

Penulis: Martin Adiputra

Software Engineer

2 tanggapan untuk “Permintaan Yang Menyulitkan”

  1. beda2 sih ya orientasi persiapan menjelang pernikahan teh..ada yg sibuk ngurus kerjaan dulu biar karyawan tetap, ngurus rumah(papan), tapi ada yg tetep PeDe berani maju. kalau dari saya sendiri, saat usaha dan doa lalu diserahkan dengan tawakal..majuu aja, Allah gak buta kalau kita sudah punya istri dan anak sebagai tanggungan sebagai suami..ada jalannya..

Silahkan Komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.