Rasa memiliki untuk Programmer

Bekerja adalah kewajiban, apalagi jika sudah berkeluarga. Bagi programmer bekerja tak mesti selalu di perusahaan atau kantor-kantor karena programmer seperti kuli bangunan, ada proyek mari kita koding/pacul bahan-bahannya. Itulah alasan mengapa programmer bekerja tidak lama, 1 tahun, 2 tahun, atau mungkin hanya hitungan bulan. Tergantung proyek bangunan dan beberapa faktor lain.

Terkait proyek, beberapa programmer merasa “gw cuma kuli, bangunan punya orang. Bangunan selesai jadi gw pasti ditendang atau cabut”.

Dulu saya merasakan hal seperti itu, aplikasi sudah jadi, kadang pasti ada pengurangan karyawan programmer. Tapi tidak selalu, karena saya yakin pemilik perusahaan pun akan berpikir aplikasi ini nanti pasti akan perlu perbaikan. Layaknya bangunan rumah, pasti ada aja genteng yang bocor atau minimal pintu yang seret 😀

Bukan berarti kita sebagai programmer sengaja membuat genteng lapuk, atau perhitungan pintu yang kurang. Kita justru harus lebih detail karena yakin, nanti pintu atau genteng yang lapuk itu bukan karena kita buatnya kurang bagus, tapi waktu ke waktu pasti dimakan pihak luar.

Jadi hati-hati membuat aplikasi yang setengah-setengah. Saya sempat bilang ke junior yang baru lulus. Aplikasi yang kita buat ini menguntungkan, perusahaan untung, dan dengan perusahaan untung itu pasti akan berakibat untung pula buat kita sebagai bagian dari perusahaan. Jadi buat aplikasi dan yakin aplikasi yang kita buat ini untuk kita sendiri pula, bukan untung buat atasan atau pemilik perusahaan, tapi untuk kita juga.
Pengalaman saya interview di salah satu perusahaan adalah, pemilik perusahaan itu menjelaskan kita buat aplikasi ini, dengan rencana keuntungan per item seperti ini, coba bayangkan jika item ini dikali dengan beberapa ratus item. Gemana perasaan kamu?

Pemilik perusahaan pun bilang, “Adi, kerja yang penting hati, gw transparan ke lo kita bakal untung begini dan begitu karena satu-satunya bisnis yang baru jalan di Indonesia. Kalo lo seneng, gw yakin aplikasi yang lo tulis dalam kode-kode itu memilik harapan buat lo dan keluarga lo. Ini yang perusahaan lain gak bisa transparan ke karyawannya, sampai karyawan gak tau untuk berapa dan gemana bisa jaga karyawan untuk terus bangun perusahaan”

Dengan pembicaraan itu dulu kisaran 2-3 tahun lalu saya baru sadar betapa pentingnya rasa memiliki pada perusahaan, rasa memiliki aplikasi bagi programmer, rasa bangga memiliki aplikasi yang nanti akan berimpact ke diri programmer itu sendiri.

Dan saya pribadi yakin, dengan adanya rasa tersebut, programmer tidak males untuk membuat fitur baru, tidak males untuk mengecek bug atau kemungkinan error pada aplikasi, bahkan programmer pasti akan mencari jalan bagaimana agar aplikasi berjalan smooth dan bisnis berjalan untuk perusahaan yang jatuhnya pasti ke diri programmer itu sendiri.

Teruntuk programmer baru atau yang baru lulus atau yang masih merasakan programmer itu kuli banget. Milikilah rasa “ini aplikasi buat keluarga gw juga, anak dan masa depan bersama”. Rejeki memang dari atas, namun ikhtiar wajib dan dari yang terlihat bahwa kita programmer ada aplikasi didepan yang harus kita jaga.

Penulis: Martin Adiputra

Software Engineer

Silahkan Komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.