TB Tulang dan Pengapuran Menundukan Kami Sekeluarga (2)

Tulisan sebelumnya ada di sini TB Tulang dan Pengapuran Menundukan Kami Sekeluarga (1).

Hampir sepekan di Rumah Sakit Mitra Timur, kami mengajak Ibu untuk tinggal di Ampera dahulu. Ibu dahulu tinggal dengan Bapak Tiri kami di Babelan dan kami meminta Bapak Tiri untuk Ibu agar tinggal di Ampera dahulu karena jarak Mitra Timur dengan Ampera dekat.

Sampai di Ampera, kami mencoba untuk berbicara dengan Ibu tentang yang dokter kabarkan kepada kami. Kami bertiga sebagai Anak sepakat, kami siap Ibu ingin pengobatan seperti apa. Beberapa pengobatan selain jalur operasi kami coba cari di Google dan tanya ke beberapa kawan terdekat. Kami sampaikan ke Ibu dan Ibu bilang ingin berobat yang lain dahulu dan tidak ingin ke jalur Operasi.
Lanjutkan membaca “TB Tulang dan Pengapuran Menundukan Kami Sekeluarga (2)”

TB Tulang dan Pengapuran Menundukan Kami Sekeluarga (1)

Tulisan ini sedikit menceritakan tentang Ibu kami yang menderita penyakit TB Tulang (di awal November 2016) dan Pengapuran (diakhir 2015).

Diawal 2016 dan akhir 2015, mungkin tahun-tahun dimana kami keluarga mengalami proses untuk berpikir, “Mandiri! Ibu akan pensiun dan kita harus Mandiri!”.

Kenapa harus mandiri? kita yang walaupun sudah berkeluarga semua, sudah memiliki anak kadang masih jadi tanggungan orang tua. Saya yakin, beberapa orang ataupun teman pembaca yang sudah berkeluarga kadang masih meminta bantuan ke orang tua.
Lanjutkan membaca “TB Tulang dan Pengapuran Menundukan Kami Sekeluarga (1)”

Halaman Terimakasih – Alhamdulillah Punya Rumah Tanpa Riba (edisi telat posting)

Sekedar mencatat kejadian yang sangat istimewa dari saya di blog ini adalah ketika di tahun 2016 bulan Mei saya diberikan izin oleh Allah untuk memiliki sebuah rumah tanpa akad riba.

Sebuah kejadian yang mungkin tidak saya sangka dengan gaji seorang programmer, saya dapat mencicil menabung dan meminta bantuan ke saudara dan keluarga untuk memiliki sebuah rumah di daerah Tambun, Kabupaten Bekasi.

Begitu banyak harapan pada rumah ini, namun setelah setahun lamanya tinggal, ada keperluan yang sangat utama dibanding untuk tetap tinggal di rumah ini. Akan ditulis di artikel berikutnya 🙂

Nyari rumah? Jangan lupa Masjid dan Lihat Tetangga-nya

Hampir 50% lebih kita di Rumah, beberapa orang juga berada di Kantor. Atau yang bekerja secara freelance, sebagian besar waktunya ada di Rumah. Sadar atau tidak, rumah adalah tempat kita tidak hanya meneduh di waktu panas dan hujan tapi sebagai masa depan entah itu di dunia ataupun di akhirat.

Rumah kita jadikan sebagai tempat kita (suami) dalam mengajarkan Istri dan anak-anak kita tentang apa itu hidup, untuk dan kemana arah hidup. Tempat dimana kita (suami) saling memberikan nasehat, arahan untuk ke cita-cita akhir nanti, ke rumah di surga, bersama.
Lanjutkan membaca “Nyari rumah? Jangan lupa Masjid dan Lihat Tetangga-nya”

Keutuhan Tim Lebih Utama?

Saya ada pengalaman dulu ketika bekerja di salah satu perusahaan, saya meminta waktu freelance padahal waktu itu saya sudah terikat bekerja fulltime di perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan tersebut menasehati saya untuk bekerja untuk tim dan perusahaan dibanding keuntungan pribadi saja.

Awalnya saat itu saya dapat tawaran mengerjakan proyek di salah satu Mall ternama di Karawang. Saya ada 3 hari tidak masuk kerja untuk meeting dengan pengurus Mall disana. Sampai di Kantor, saya diskusi dengan pemilik perusahaan dan saya menyampaikan sejujurnya jika ada proyek dan kebutuhan saya sangat tinggi untuk proyek ini.
Lanjutkan membaca “Keutuhan Tim Lebih Utama?”

Melepas Riba dari Keluarga Dengan Ilmu dan Sabar

Tulisan ini mulai saya tulis karena mendengar curhatan kawan yang menceritakan beratnya kondisi dirinya untuk lepas dari Riba di keluarga kecilnya.

Saat itu saya sedang menawarkannya untuk bekerja secara freelance karena ada proyek yang nilainya lumayan besar. Klien sudah seneng dengan saya dan tinggal jalan, hanya saja saya belum sanggup untuk memenuhi permintaan klien karena klien minta waktu pengerjaan yang cepat. Atas alasan itulah saya mengajak kawan saya ini untuk membantu develop.
Lanjutkan membaca “Melepas Riba dari Keluarga Dengan Ilmu dan Sabar”

Mari ajarkan anak cara menghargai orang

Pagi tadi ngajak istri dan anak jalan ke tempat olahraga tepatnya di lapangan serbaguna bekasi. Sengaja kesana tidak ke lapangan gor bekasi karena lebih fokus olahraga, ga banyak yang jualan.

Lanjutkan membaca “Mari ajarkan anak cara menghargai orang”

Haruskah dengan bentakan dan caci maki dalam memberitahu anak?

Beberapa hari ini saya dan istri sering sekali mendengar cacian dan maki tetangga ke anaknya. Memang terlihat si anak agak aktif dan saya teringat ketika kakak saya menceritakan anaknya sedang susahnya dikasihtahu jika nakal.

Teringat pula ketika sholat ashar dengan kakak dan melihat anak yang berteriak keras lantas si ibu menamparnya hingga bibirnya berdarah.

Lanjutkan membaca “Haruskah dengan bentakan dan caci maki dalam memberitahu anak?”

Hidup Mewah dengan Utang RIBA

Sore ini mampir ke rumaysho.com via email sebenernya. Lalu lihat beberapa judul, dan menarik sekali ketika melihat judul “Hidup Mewah dengan Utang Riba”. Berikut artikelnya saya post kembali.


Banyak jalan yang ditempuh untuk menjadi kaya. Meskipun dengan cara yang haram. Tak apalah mencari pinjaman atau utang riba, yang penting bisa tentram dan hidup mewah. Itulah prinsip sebagian muslim di zaman modern seperti ini.
Hidup dengan yang Halal Lebih Tentram

Suatu yang haram asalnya tidak menentramkan jiwa. Dosa selalu menggelisahkan. Sama halnya dengan utang riba. Awalnya meminjam dalam keadaan butuh, namun selanjutnya gelisah yang diperoleh karena dikejar-kejar debitur atau pemilik utang untuk melunasi utang. Karena hakekat riba adalah setiap utang piutang yang ada keuntungan atau manfaat di dalamnya. Lanjutkan membaca “Hidup Mewah dengan Utang RIBA”

Jangan menunggu di keadaan dan tempat yang salah

Pengalaman ini terjadi ketika salah satu orang terdekat saya bekerja pada perusahaan pendanaan ternama di Indonesia, tepatnya ibukota Jakarta. Saya sudah sempat diskusikan agar keluar dari perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan lain karena masalah “Riba”. Kata-nya cari kerja sekarang sulit, dia sudah ngelamar sana situ, sini sono dan belum dipanggil dan diterima. Lanjutkan membaca “Jangan menunggu di keadaan dan tempat yang salah”

Uang sudah di rekening bisa ditarik kembali

Belum lama ada masalah sama bank Danamon saat proses pembayaran toko-online yang dikelola sama istri. Jadi ada pembeli yang saya sebut A, dan istri saya sebut B, keluarga yang mengirim barang (karena barang kita di rmh orang tua sedangkan saya dan istri ngontrak di rmh berbeda) saya sebut C.

Awalnya transaksi antara A dan B terjadi via sms. A katanya sudah mengirim uang sebesar XXX, B lantas mengecek via mobile dan terlihat memang sudah masuk. B lalu mengabari C untuk membungkus dan mengirim ke JNE. Lanjutkan membaca “Uang sudah di rekening bisa ditarik kembali”

Denyut jantung bayi mulai terdengar

Kemarin, 18 Januari 2014 mampir ke Bidan buat pengecekan kondisi calon bayi bulanan bersama istri. Seperti biasa, bidan hanya menanyakan apa saja yang dirasakan selama masa jalan 3 bulan pertama. Setelah itu, Bidan lalu memeriksa denyut jantung si calon bayi dengan alat perekam jantung bayi (elektrokardiografi/EKG untuk bayi).

“Pak ini denyut jantung si Bayi ya Pak”, kata Bidan sambil menahan letak posisi alat di perut istri.

Hanya bisa tersenyum dan bersyukur 🙂

Inget hadits Nabi :

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dipadukan bentuk ciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari (dalam bentuk mani) lalu menjadi segumpal darah selama itu pula (selama 40 hari), lalu menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin tersebut, lalu ditetapkan baginya empat hal: rizkinya, ajalnya, perbuatannya, serta kesengsaraannya dan kebahagiaannya.” [Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu]

reff: http://almanhaj.or.id/content/3033/slash/0/proses-dan-perkembangan-janin-di-rahim/

Terimakasih ya Allah, engkau izinkan kami memiliki bayi. Semoga rizki-nya lancar dan cukup, ajal-nya bermanfaat ketika hidup, perbuatan-nya sesuai dengan perintah-Mu, kesengsaraan-nya tidak menyulutkan malas dalam beribadah kepada-Mu dan kebahagian-nya tidak meluputkan rasa syukur kepada-Mu ya Allah 🙂