Melepas Riba dari Keluarga Dengan Ilmu dan Sabar

Tulisan ini mulai saya tulis karena mendengar curhatan kawan yang menceritakan beratnya kondisi dirinya untuk lepas dari Riba di keluarga kecilnya.

Saat itu saya sedang menawarkannya untuk bekerja secara freelance karena ada proyek yang nilainya lumayan besar. Klien sudah seneng dengan saya dan tinggal jalan, hanya saja saya belum sanggup untuk memenuhi permintaan klien karena klien minta waktu pengerjaan yang cepat. Atas alasan itulah saya mengajak kawan saya ini untuk membantu develop.

Saat mengobrol, kawan saya bilang “Bro, loe tau dan pernah ngalamin kondisi kaya gw sekarang kan..Bini gw pengen gw kerja fulltime, maklumlah gw dari Januari-Februari 2017 nganggur, terus belum lama bini gw, gw suruh untuk lepas kerjaannya, doi bisa bulanan pegang gaji 20jtan dari kantornya, sekarang liat gw kerja luntang-lantung ga jelas. Gw gak enak bro..mana tinggal deket ame mertua lagi. Loe ada saran ga bro?

Saya mendengar kawan berbicara seperti itu jadi teringat kondisi saya dulu yang pernah juga mengalami hal itu. Speakless..saya coba ingat kembali masa-masa lalu..

Kawan saya melanjutkan, “Loker gw coba untuk datengin, usaha maksimal, udah diterima beberapa tempat, ada momobil tapi gw lepas karena masih deket sama leasing dll, ada kerjaan enak gaji lumayan tapi sabtu harus masuk, bini gw protes“.

Saya bilang, “Sabar aja bro, sekarang kalo dapet kerjaan, walaupun sabtu masuk, ambil aja bro, nanti bisa lanjut nyari yang lebih baik lagi. Bini dikasih tau, yang penting ada duit bulanan masuk dulu aja.

Sampai akhirnya saya gak bisa untuk push kawan saya ini untuk ikut masuk ngerjain proyek freelance. Saya pernah ngalamin kondisi ini. Dan Saya menyarankan untuk kawan saya cari kerjaan fulltime biar istri dan keluarganya tenang.

Kawan saya ini termasuk luar biasa, saya kenal dia dulu saat pertama kali bekerja se-tim bareng, saat dia mulai usaha dan meminjam uang ke bank. Saya sudah tahu jika bank selalu identik dengan Riba dan saya diam tidak ingin menyanggahnya.

Qodarullah, Allah kasih dia jalan, Allah kenalkan apa itu Riba, Allah berikan dia ilmu. Saat mulai mengenal sunnah, kawan saya ditakdirkan untuk mengurusi seorang wanita lulusan ITB yang bekerja di salah satu asuransi ternama di Indonesia. Gajinya? saya sudah sebut diatas, 20jt-an. Luar biasa saya mendengar dari kawan saya ini. Dan di tahun 2017 ini belum lama, kawan saya bilang, istri-nya disuruh untuk off bekerja. Melepas kerjaan yang menurut suaminya berat. Sama ketika saya menyuruh istri untuk off bekerja di tempat Pendanaan ternama di Indonesia.

Berat bagi suami karena ini adalah tanggung jawab. Dari sisi suami, pihak keluarga istri pasti menyayangkan, “Bagaimana bisa, sudah karyawan tetap, gaji luar biasa, kok sekarang disuruh untuk resign dengan kondisi dia (suami) kerja luntang-lantung, gaji-nya tidak jelas..

Jika kita (suami) ngotot, pasti kalah karena diawal.. kerja aja ga jelas, sekarang minta istrinya resign..

Keluarganya, yang biasa mungkin mendapatkan uang dari anaknya (istri), sekarang tidak lagi. Istri tidak bekerja, jangankan memberi ke keluarga istri, untuk biaya hidup saja masih belum stabil.

Saat-saat seperti ini, komunikasi suami dengan istri, dengan keluarga istri itu penting sekali. Pembekalan suami tentang ilmu, tentang mengarahkan apa itu Riba, apa tujuan kita hidup, apa kewajiban istri, apa kewajiban suami itu perlu didiskusikan.

Intinya adalah ilmu, dengan adanya ilmu kita tahu apa yang halal dan haram, apa yang jadi kewajiban kita sebagai pribadi dan apa kewajiban kita dengan orang di sekeliling kita. Komunikasi yang baik jadi alat juga untuk menjelaskan dari ilmu tersebut.

Sampai sekarang, perasaan gak enak sebagai suami karena tidak mampu memberikan bulanan yang cukup pun berkurang. Alhamdulillah, janji Allah selalu tepat pada waktunya, Gaji cukup dari tempat kerja yang insyallah halal.

Mudah-mudahan Allah kasih jalan buat kawan saya ini atau untuk pembaca artikel ini agar dimudahkan dalam meninggalkan Riba dari keluarga-nya. Banyak berdoa dan bersabar untuk berusaha lepas pelan-pelan membuang jauh Riba.

Penulis: Martin Adiputra

Software Engineer

Silahkan Komentar...

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.